Tiyuh Kibang Mulya Jaya, Lampung — Musim penghujan yang melanda kawasan Tiyuh Kibang Mulya Jaya telah menimbulkan dampak serius bagi para peternak kambing setempat. Sejumlah kambing dilaporkan mati mendadak dengan gejala kejang-kejang dan kekakuan tubuh. Meskipun belum ada hasil pemeriksaan atau uji coba yang menyeluruh, dugaan sementara mengarah pada gangguan pada pakan utama kambing, yakni daun singkong yang tidak terfermentasi dengan baik.
Menurut informasi yang dihimpun, daun singkong yang biasa menjadi sumber pakan utama kambing di wilayah tersebut, selama ini diolah dengan cara difermentasi untuk mengurangi kandungan racun yang ada di dalamnya, yaitu sianida. Proses fermentasi ini biasanya dilakukan dengan cara menjemur daun singkong, agar proses penguraian zat berbahaya dapat berjalan dengan optimal. Namun, musim hujan yang berkepanjangan menyulitkan peternak untuk melakukan pengeringan daun singkong secara efektif, sehingga proses fermentasi pun terhambat.
“Ketika daun singkong tidak terfermentasi dengan baik, kandungan racun sianida dalam daun tersebut tetap ada dan dapat menyebabkan keracunan pada kambing. Gejala yang muncul bisa berupa kejang, tubuh kaku, hingga kematian mendadak,” jelas Dr. Sodikin, seorang dokter hewan yang berpraktik di sekitar wilayah tersebut.
Ulat bulu yang menyerang daun singkong
Selain faktor fermentasi yang tidak maksimal, para ahli juga mencatat adanya masalah lain yang turut memperburuk kondisi tersebut. Dr. sodikin menambahkan bahwa belakangan ini, kebun singkong di wilayah tersebut dilanda serangan ulat bulu yang dapat mengganggu kualitas daun singkong sebagai pakan. Ulat bulu ini, selain merusak tanaman, juga berpotensi mengandung racun yang dapat memperburuk kondisi kesehatan ternak.
Namun, pemeriksaan lebih lanjut mengenai penyebab pasti kematian kambing tersebut belum dapat dilakukan secara menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh minimnya kesadaran masyarakat setempat dalam melaporkan kejadian tersebut kepada petugas kesehatan ternak yang berkompeten. Banyak peternak yang belum memahami pentingnya penanganan dan pelaporan dini terkait masalah kesehatan ternak, yang sering kali bersifat mendadak dan cepat berkembang.
“Penyakit pada ternak sering kali muncul secara tiba-tiba, dan dalam banyak kasus, kambing yang terlihat sehat bisa langsung mati dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sosialisasi mengenai cara penanganan atau pelaporan masalah kesehatan ternak harus ditingkatkan,” ungkap Dr. sodikin.
Kondisi ini menimbulkan kerugian besar bagi para peternak kambing di Tiyuh Kibang Mulya Jaya. Oleh karena itu, masyarakat setempat berharap ada upaya lebih dari pihak pemerintah, khususnya dinas terkait, untuk memberikan penanganan khusus dan sosialisasi terkait masalah ini. Pemerintah diharapkan dapat segera turun tangan untuk memberikan edukasi kepada peternak tentang cara-cara penanganan pakan ternak yang tepat selama musim penghujan, serta mengantisipasi wabah penyakit yang bisa mengancam kelangsungan hidup ternak mereka.
“Harapan kami, pemerintah dapat segera memberikan bantuan teknis, sosialisasi, serta pemantauan lebih intensif terhadap kesehatan ternak kami. Sebab, kerugian yang kami alami sudah cukup besar,” ujar Bp. Bambang salah satu peternak yang terdampak wabah tersebut.
Sementara itu, sejumlah pihak juga berharap agar penyelidikan lebih lanjut dilakukan untuk memastikan penyebab pasti dari tingginya angka kematian kambing ini, sehingga langkah penanggulangan yang tepat dapat segera diterapkan untuk mencegah meluasnya wabah serupa di wilayah lain.
Dengan adanya perhatian dan dukungan yang lebih dari pemerintah dan masyarakat, diharapkan masalah ini bisa diatasi dengan lebih baik demi kesejahteraan peternak dan kelangsungan sektor peternakan di Tiyuh Kibang Mulya Jaya.